Dengan memilih Dani, menurut Komaruddin, PKS tidak terjebak pada kepentingan sesaat untuk memenangkan Pilkada dengan mengusung figur-figur populis. Banyak pelajaran dari Pilkada di berbagai daerah, saat parpol-parpol mengusung figur-figur dari luar partai namun ketika terpilih, malah ”menyeberang” ke partai lain. ”Hitungan PKS untuk mengusung kader sendiri mendampingi Adang yang dari luar partai, adalah pilihan tepat!” ujar Komaruddin.
Hal senada juga diungkap Direktur Eksekutif Centre for Electoral Reform (CETRO), Hadar Navis Gumay. Saat ditemui Humas DPW PKS DKI Jakarta, Hadar mendukung keputusan PKS memilih Dani Anwar sebagai calon wakil gubernur dalam Pilkada mendatang. Salah satu tugas partai politik, menurut Hadar, adalah melakukan pendidikan politik. Dengan menempatkan kadernya sebagai cawagub, PKS menunjukkan adanya kaderisasi yang baik dalam internal partai, sehingga dinilai layak maju menjadi pemimpin. ”Kalau partai politik cenderung memilih figur yang populer dalam Pilkada, sekalipun itu dari luar partai, ini berarti ada masalah dalam kaderisasi partai tersebut!” tutur Hadar.
Sekalipun resiko ketidakpopuleran lebih besar, Hadar berharap PKS terus maju dengan pilihannya itu. Apalagi sebagai partai dengan basis kader yang cukup besar, pilihan itu akan lebih memacu semangat kader untuk bekerja lebih keras memenangkan pilkada. Bagaimanapun juga yang diusung adalah teman seperjuangan. (Humas)PKS Story
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar