Para santri juga menggerebek sebuah tempat yang diyakini sebagai rumah bordil di ibukota, Islamabad. Para santri perempuan itu mengatakan, mereka berhak menghentikan kegiatan imoral, berdasarkan syariah Islam.
Puluhan santri perempuan dari pesantren Jamia Hafsa menggrebek rumah bordil itu tadi malam, dan menuntut agar pemiliknya menutup tempat itu.
Ketika pemiliknya, Shimi Uqtar menolak, para santri perempuan yang sebagian berusia dua puluhan tahun itu membawanya ke pesantren dan menawannya.
Pihak pesantren mengatakan wanita itu kotor dan berdasarkan syariah Islam mereka berhak menghentikan kegiatan amoralnya.
Wartawan BBC Navdip Dhariwal melaporkan dari Islamabad, aksi ini bukan tindakan gaya Taliban pertama yang terjadi di Pakistan.
Tantangan
Di daerah-daerah kesukuan otonom dan di berbagai provinsi di barat laut kelompok-kelompok agama selama ini merazia berbagai tempat dan menerapkan syariah Islam kepada warga lokal.
Aksi warga Jamia Hafsa mengundang sorotan
Aksi warga Jamia Hafsa mengundang sorotan
Tetapi ini adalah pertama kalinya penggerebekan seperti itu dilakukan di Islamabad.
Dan insiden ini dianggap sebagai tantangan terhadap pemerintah Jendral Musharraf yang moderat dan liberal.
Awal tahun ini santri-santri perempuan itu berhasil menghentikan upaya pemerintah untuk menghancurkan masjid-masjid yang dibangun tanpa izin di ibukota, dan mereka masih menduduki sebuah gedung perpustakaan anak-anak yang mereka kuasai sejak bulan Januari.
Tampaknya pemerintah enggan, atau tidak berdaya, untuk menindak mereka. Polisi tidak melakukan apa-apa untuk menolong pemilik rumah bordil itu.
bbc
PKS Story
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar