Prijanto barangkali memang merupakan "titik temu" untuk meredam perpecahan dalam Koalisi. Meski begitu, kekecewaan para balon wagub bisa menjadi sandungan baru bagi Foke menjadi Gubernur Jakarta
GIGIT jari! Itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan nasib para bakal calon wakil gubernur yang hampir setengah tahun ini gencar mempromosikan diri sebagai pendamping Fauzi Bowo.
Selamet Kirbiyanto dan Djasri Marin sudah sejak akhir tahun lalu kasak-kusuk di sejumlah parpol. Tak heran jika Djasri sampai berujar, "Saya sudah berdarah-darah"di sini Calon lainnya adalah Abdul Wahab Mokodongan. Ia mengaku sudah dijanjikan Fauzi Bowo menjadi pendampingnya. Nama lain yang sempat digadang-gadang adalah Ferrial Sofyan, Ketua DPD Demokrat Jakarta.Secara kebetulan, semuanya adalah pensiunan tentara. Seorang aktivis di Jakarta setengah berseloroh mengenai hal ini dengan berkata, "pensiunan di"KO" tentara aktif."
Yang juga tergusur dengan terpilih Prijanto, yang kini masih menjabat sebagai Aster KSAD, adalah Rano Karno. Setelah namanya sempat "tenggelam", dua pekan silam dikabarkan si "Doel" dipanggil ke "Teuku Umar" (kediaman Megawati Soekarnoputeri). Ia dipersiapkan sebagai calon alternatif karena ketika itu masing-masing parpol pengusung koalisi Foke masih ngotot dengan calonnya masing-masing. Yang tak kalah penting, majunya calon ketiga, Sarwono-Jeffrie jelas harus diperhitungkan karena dikhawatirkan bakal menggerus suara Fauzi Bowo dan bukannya Adang Daradjatun.
Spekulasi segera menyeruak menyusul terpilihnya mantan Kasdam Jaya ini sebagai balon wagub Jakarta. Ada yang menyebut dirinya merupakan titipannya Sutiyoso. Ada pula yang mengatakan, bekas Ketua Persatuan Bowling Jakarta ini sebagai titipannya TNI. Semuanya, tentu saja, dibantah.
Akomodasi Untuk Semua Pihak?
Jika banyak yang terkejut dengan terpilihnya Prijanto sebagai pendamping Foke, tidaklah mengherankan. Karena pada mulanya Fauzi sempat menyebut dua kriteria bakal calon wakil gubernur yang diinginkannya: mampu membantu perolehan suara yang signifikan dan jika terpilih mampu membantu dirinya dalam menjalankan tugas sehari-sehari. Dengan kata lain, Foke tak sekadar butuh figur yang populer tetapi juga sekaligus punya visi dan kompetensi tertentu.
Belakangan, hanya kriteria pertama yang kerap disebutnya. Tak heran jika orang kemudian berspekulasi, Fauzi menginginkan Rano. Tapi, setelah dikonfirmasi wartawan, Fauzi pernah keceplosan bicara. "Saya tak mau insinyur sintron," katanya. Rano jelas bukan pilihan bagi dirinya.
Sumber berpolitik.com menyebutkan, pilihan terhadap TNI aktif merupakan bentuk akomodasi pada banyak pihak dalam koalisinya Foke. Golkar, kata dia, jelas tak bermasalah karena mereka sudah merasa Fauzi adalah keluarga besarnya. Sebagaimana diketahui, pada masa lalu, Fauzi pernah menjabat sebagai bendahara partai ini.
PDI Perjuangan pun terpuaskan. Pasalnya, sejak lama ketua umumnya memiliki kecenderungan untuk mendukung adanya tentara dalam pucuk pimpinan birokrasi propinsi, khususnya untuk di Pulau Jawa. Hanya di Jawa Barat PDI Perjuangan menempatkan calonnya karena calonnya ketika itu, Tayo Tarmadi kalah bersaing dengan Dany Setiawan.
Yang juga penting, PDI Perjuangan juga merasa Fauzi adalah pendukung berat Megawati. Ini terkait pernyataanya Fauzi dalam Rakerdasus PDI Perjuangan pertengahan Desember lalu. Dalam forum itu, Fauzi berterus terang bahwa dirinya memilih Megawati dalam pilpres 2004, bukan memilih Wiranto (calonnya Golkar) ataupun SBY (calonnya Demokrat).
Lantas bagaimana dengan Partai Demokrat? Menurut sumber yang lain, hingga sejauh ini Demokrat Jakarta dipastikan gigit jari lantaran tak ada apapun yang diberikan Foke sebagai kompensasi atas dukungan parpol nomor dua terbesar di Jakarta ini. "(Pencalonan) Itu merupakan deal tingkat paling tinggi," ujarnya tanpa merinci apa yang dimaksudkannya.
Dari sudut pandang Fauzi sendiri, sepertinya ia tak terlalu memusingkan siapa yang bakal mendampinginya. Ia, kata sejumlah pihak, sangat yakin bakal memenangkan pilkada Jakarta. Jika merujuk pada hasil survei LSI Maret-April lalu, keyakinan Foke memang cukup beralasan. Menurut survei itu, dengan siapapun Fauzi dipasangkan tak menjadi soal. Sebab, jika ditandingkan dengan Adang Daradjatun-Dani Anwar, dirinya dipastikan bakal menang dengan selisih yang besar.
Perolehan suara tertinggi diraih jika dirinya dipasangkan dengan Rano Karno (57%) sedangkan AD-DA meraih 33%. Terendah jika dipasangkan dengan Jasri Marin (52%) sedangkan kompetitornya(AD-DA) hanya 36%. Namun, dengan mempertimbangkan nir pencuplikan (margin error) yang +/- 3% maka perbedaan antara calon-calon wakilnya Fauzi dapat dikatakan tak ada perbedaan yang signifikan. Jadi, ibaratnya, dipasangkan dengan siapapun, Fauzi bakal menang.
Potensi Sandungan?
Nah, apakah situasinya akan seperti itu setelah dua bulan berlalu? Karena hasil survei memotret posisi pada saat riset dilakukan, maka dibutuhkan pemotretan kembali untuk mengetahui posisi pasti kecenderungan para pemilih. Ini terkait dengan terjadinya beberapa perkembangan menarik.
Yaitu, pertama, adanya kemungkinan munculnya pasangan ketiga. Meski belum jelas, (apakah itu Sarwono-Jeffrie, Sarwono- Rieke "Dyah"Pitaloka ataupun pasangan kagetan tapi lama, Agum Gumelar-Rano Karno),kehadiran pasangan ketiga diperkirakan bakal mengubah konstelasi. Dalam sebuah kesempatan, M. Qodari pernah menyebut, kehadiran calon ketiga hampir dipastikan bakal mengurangi suara Fauzi.
Kedua, perlu diperhitungkan pula 'sentimen' negatif dari para calon wakil gubernur yang tergusur.Selamet, Djasri ataupun AW Mokodongan jelas mangkel. Meski sudah purnawirawan, mereka adalah pensiunan jenderal. Dan yang terpenting, mereka juga sudah "tunggang langgang" di sejumlah parpol. Interaksi itu jelas melahirkan ikatan emosional tertentu dengan sejumlah pegiat di parpol tersebut. Dus, Ada banyak langkah taktis dan strategis yang bisa mereka lakukan untuk menggrogoti perolehan suara Fauzi. Bahkan dengan sekadar berkata, "Saya sekarang lebih bersimpati dengan Adang" saja, jelas sudah merupakan ajakan halus untuk mengalihkan suara.
Ketiga, yang juga harus diperhitungkan adalah Partai Demokrat. Pilihan terhadap Prijanto jelas tak diterima dengan lapang dada. Sebagai parpol yang sebenarnya bisa mengusung calon sendiri, Demokrat juga bakal bernasib sama dengan para purnawirawan lainnya itu:gigit jari.
Bukan tak mungkin, arus bawah partai ini bakal bergerilya mendukung pesaing Fauzi Bowo atau memilih tak melakukan apapun. Ini persis seperti kejadian pilpres 2004 lalu dimana banyak eksponen Golkar secara diam-diam justru mendukung SBY-Kalla ketimbang memilih kandidat resmi partai (Wiranto-Sholahudin).
Keempat, pendepakan Wimar Witoelar dari acara "Gubernur Kita" sedikit banyak juga bakal menambah buruk citra dirinya di mata pemilih.(baca laporannya: di sini dan di sini).
Dus, ada yang bilang. Jalan Foke bukan tak mungkin bakal makin terjal saja untuk meraih kursi nomor satu di Jakarta.
Membantu Mewujudkan Niat Anda Ke Tanah Suci Bersama PT Cheria travel ( KBIH ) Wisata Tour Biro Travel Haji Plus dan Umroh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hubungi Kami:
Kantor : Gedung twink Lt 3, Jl Kapten Tendean no. 82, Mampang Prapatan Jakarta Selatan
Telp: 021-73888872/021-70692409
Email : cheriatna@gmail.com
Kantor : Gedung twink Lt 3, Jl Kapten Tendean no. 82, Mampang Prapatan Jakarta Selatan
Telp: 021-73888872/021-70692409
Email : cheriatna@gmail.com
Entri Populer
-
Setelah mengalami penurunan biaya onh tahun 2011 di harapkan di tahun 2012 ongkos naik haji atau ONH bisa turun lagi dikisaran 30 juta rup...
-
Bukan hanya penyakit kronis yang menahun, antrian calon jamaah haji di Indonesia juga sudah cukup panjang. Di sisi lain, hal ini menggamba...
-
=== Google News Alert for: Travel Umrah === The Business of Hajj elan: The Guide to Global Muslim Culture According to Madinah Chamber ...
-
Semangat kaum muslimin indonesia untuk menunaikan ibadah haji sungguh luar biasa, bagi yg ingin segera menunaikan ibadah ini secepatnya bany...
-
Sudah menjadi tradisi di Indonesia, setiap kali ada kerabat atau tetangga yang pulang dari menunaikan ibadah haji , selalu ditengok untuk se...
-
Dapatkan Bisnis Waralaba / Franchise Travel Haji dan Umrah Dari PT.Happy Prima Wisata hanya dengan Rp.135.000.000 Saja Informasi dan Presen...
-
Di Tanah Suci, baik Makkah Al Mukaromah maupun Madinah Al-Munawarah, juga terdapat tempat-tempat bersejarah, yang meskipun bukan tempat pela...
-
Supaya perjalanan ke Tanah Suci dalam rangka menunaikan Ibadah Haji berjalan dengan baik dan lancar, ada baiknya beberapa hal dipersiapkan. ...
-
Menunaikan ibadah haji memerlukan persiapan yang sungguh-sungguh. Selain mempersiapkan fisik Anda juga wajib menyiapkan diri dengan membekal...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar