“Kalau seseorang musuh yang melempar batu, itu mungkin hanya akan melukai tubuh kami. Tetapi kalau batu itu dilempar oleh sahabat kita, itu bukan hanya luka tubuh saja yang kami derita, tapi juga melukai hati kami. Kalau luka tubuh bisa sembuh dalam waktu beberapa, tapi kalau luka hati membutuhkan waktu yang cukup lama,” kata Behrooz saat bertemu Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di Kantor PP Muhammadiyah kawasan Menteng, kemarin.
Kendati sakit hati atas putusan Indonesia, namun Behrooz mengaku negerinya tidak akan memutuskan hubungan bilateral dengan Indonesia. Pasalnya, kata Behrooz, hubungan antara Indonesia dengan Iran yang terjadi jelas membawa manfaat besar bagi keduanya. Iran dan Indonesia bisa saling melengkapi dalam hal pemenuhan kebutuhan.
Diungkapkan pria berjanggut lebat itu, penjatuhan sanksi embargo terhadap Iran sudah sejak lama diprediksi bakal terjadi. Meski terus ditekan Amerika Serikat (AS), Iran tidak akan mundur sejengkal pun.
“Apakah kegiatan nuklir Iran yang bertujuan damai ancaman bagi dunia internasional? Iran sejak lama telah membuka pintu bagi masyarakat untuk melakukan pengawasan di seluruh instalasi nuklir yang bertujuan damai ini,” imbuhnya.
Dukungan pemerintah terhadap resolusi DK PBB 1747 terkait sanksi terhadap Iran memang berbuntut panjang. DPR menggalang hak interpelasi. Kemarin, Gus Dur ‘pasang badan’ mendukung sikap DPR ini.
“Saya mendukung hak interpelasi DPR menyangkut sikap SBY yang mendukung sanksi PBB terhadap Iran, karena selama ini beliau dan kita mendukung penuh secara moral terhadap program nuklir Iran untuk damai. Sikap SBY ini menunjukkan jika beliau takut sama ndoro, George W Bush,” ujar Gus Dur.
Menurutnya, hak interpelasi DPR itu bisa berbuah impeachment jika terbukti melanggar UU. ‘’Apalagi, politik luar negeri kita adalah bebas aktif. Karena itu silakan DPR melanjutkan hak interpelasinya itu.”
Sementara di Gedung DPR, sudah 120 anggota DPR memberikan tandatangan persetujuan penggunaan hak interpelasi. “Tinggal dua fraksi yang belum memberikan respon, yakni PDS dan Partai Demokrat. Bahkan akan terus bertambah lagi,” ujar anggota Komisi I DPR dari F-PG, Yuddy Chrisnandi.
Menurut Yuddy, interpelasi ini menunjukkan aspirasi keberpihakan masyarakat Indonesia yang sangat besar untuk perdamaian dan kesejahteraan umat manusia melalui proyek nuklir Iran itu.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi memprotes keras sikap pemerintah Indonesia yang mendukung pemberlakukan sanksi terhadap Iran dalam sidang Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, Sabtu lalu. Bahkan, ia menilai pemerintah telah melakukan blunder besar atas sikapnya yang salah dan fatal itu.
“Sikap Indonesia yang ikut menyetujui sanksi terhadap Iran adalah blunder besar untuk pemerintah,”ungkap Hasyim di Jakarta, kemarin. Sekjen ICIS juga membandingkan keberanian pemerintah Indonesia saat dipimpin Megawati, jauh lebih berani daripada SBY
rakyatmerdeka
PKS Story
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar