Menurut Peres, inisiatif Arab hanya bisa digunakan sebagai titik tolak dialog dan penrundingan. Sementara itu mantan Menhan Israel Moshe Arnes, Jum’at (30/03) menegaskan bahwa Israel tidak mungkin menerima semua apa yang tertera dalam inisiatif perdamaian Arab. “Israel tidak akan menerima semua semua yang tertera dalam inisiatif Saudi,” katanya seperti dikutip harian Israel Ma’arev.
Menurut Arnes, sesuatu yang baik dari inisiatif Arab adalah kesiapan sebagian negara Arab untuk melanjutkan perundingan dama dengan Israel, dengan sejumlah syarat. Namun dia mengatakan, “Realita yang ada memaksa Israel menerima inisiatif tersebut. Namun kami tidak akan menerima semua yang tertera di dalamnya, terutama masalah hak kembali pengungsi Palestina.”
Sementara PM Israel Ehud Olmert menyebut inisiatif Arab hasil KTT Riyadh sebagai perubahan revolusioner dalam pandangan negara-negara Arab. Olmert mengklaim bahwa negara-negara poros di dunia Arab telah memahami bahwa Israel bukan masalah terdepan.
KTT Arab yang ke-19 telah berakhir hari Kamis (29/03). Dalam KTT ini para pemimpin Arab mengadopsi keputusan melakukan aktifasi kembali “inisiatif perdamaian Arab” yang pernah diputuskan dalam KTT Arab di Beirut tahun 2002 lalu, mencakup seluruh isinya tanpa ada revisi.
comes
PKS Story
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar