Minggu, 15 April 2007

Tak Girang Meski Jalan Ke Istana Kian Terang

Hidayat Nur Wahid Ketua MPR/Bekas Presiden PKS

Tak sedikit yang mengatakan (dengan penuh keyakinan dan banyak harapan), Hidayat Nur Wahid bakal menjadi presiden.

GAGASAN yang dilontarkan bekas Ketua MPR Amien Rais, yakni usia calon presiden sebaiknya di bawah 60 tahun, tak membuat Hidayat girang. Menanggapi Amien, dia mengatakan, wacana soal usia capres itu terlalu dini.

Memilih presiden, menurut bekas Presiden Partai Keadilan (yang kemudian berganti nama jadi Partai Keadilan Sejahtera) itu, tak seperti memilih Ketua RT. Sebab, Undang-Undang Dasar 1945 sudah mengatur persyaratannya.

’’Indonesia masih terus ditimpa masalah dan bencana. Mestinya, para pemimpin tidak memberikan arahan yang terlalu elitis, seperti wacana 2009 itu. Seharusnya, pemimpin memberi arahan kepada rakyat untuk membangun kepercayaan diri mereka supaya bisa keluar dari krisis,’’ kata Hidayat.

Melihat latar belakang pendidikannya, bisa sebenarnya dia lebih merupakan seorang pendidik ketimbang politisi. Dengan bekal gelar doktornya, lelaki bersahaja ini banyak menghabiskan waktunya di kampus. Itu sebabnya, teman-teman sejawat kerap menggelarinya si kutu buku.

Lingkungan keluarganya sangat mempengaruhi perjalanan hidupnya. Di tempat kelahirannya, Prambanan, Klaten (Jawa Tengah), keluarga Hidayat memang dikenal sebagai keluarga pemuka agama. Kakeknya adalah tokoh Muhammadiyah di Prambanan. Ayahnya, sekalipun berlatar Nahdlatul Ulama, menjadi pengurus Muhammadiyah. Begitu pula ibunya, aktivis Aisyiah.

Begitu kentalnya pengaruh lingkungan pada dirinya menyebabkan ia memilih Partai Keadilan (PK) sebagai wadah untuk berjuang menegakkan keadilan.

Keputusan memilih partai berlambang padi kapas itu sangat tepat. Di kalangan PK sendiri, terutama di akar rumput, dirinya cukup disegani. Bahkan, ketika partai itu akan dideklarasikan, Hidayat hampir didaulat untuk menduduki kursi presiden partai. Namun, dia menolaknya. Hidayat merasa belum saatnya menduduki posisi penting itu.

Namun, ‘kebintangan’ HNW—begitu rekan-rekan pers menyebutnya—sudah tak terbendung lagi. Tak berapa lama kemudian, dalam Munas I PK Hidayat terpilih jadi presiden partai itu menggantikan Nurmahmudi Ismail yang mengundurkan diri.

Proses pemilihan itu berlangsung lancar dan dalam suasana sejuk. Tidak seperti pemilihan ketua partai-partai lain yang berlangsung panas dan penuh intrik.

Tak mengherankan, karena—track record politiknya yang begitu ‘manis’, banyak kalangan meramalkan, langkah Hidayat menuju istana bakal mudah.
rakyatmerdeka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hubungi Kami:

Kantor : Gedung twink Lt 3, Jl Kapten Tendean no. 82, Mampang Prapatan Jakarta Selatan
Telp: 021-73888872/021-70692409

Email : cheriatna@gmail.com




Entri Populer

Info Haji

Biro Travel Haji Plus dan Umroh Prima Saidah