Cekcok Hidayat - Jusuf Kalla Berkait Ujian Nasional

Ketua MPR Hidayat Nurwahid mengaku pernah cekcok atau berdebat selama setengah jam melalui telepon dengan Wapres Jusuf Kalla mengenai ketidaksetujuannya dengan ujian nasional.

"Beberapa hari lalu, saya bertemu Presiden SBY untuk menyampaikan sikap saya mengenai ujian nasional. Sepulang dari Istana, saya dihubungi Wapres Jusuf Kalla dan saya berdebat dengannya mengenai ujian nasional," jelas Ketua MPR Hidayat Nurwahid kepada wartawan usai pembukaan Raker YLBHI di Hotel Haris, Tebet, Jakarta, Selasa (22/5 2007).

Hidayat melanjutkan, dirinya berdebat selama setengah melalui telepon mengenai sikapnnya yang tidak menyetujui ujian nasional.

"Saat ditelepon, saya dan Wapres Jusuf Kalla berdebat setengah jam melalui handphone. Wapres ngotot ujian nasional tetap dilaksanakan, saya ngotot untuk tidak dilaksanakan. Tapi, karena ini domain eksekutif, makanya saya mengalah," kata Hidayat.

Padahal, lanjut Hidayat, saat dirinya menyampaikan sikap mengenai ujian nasional di Istana, presiden memahami sikapnya dan bisa mengerti pendapat tersebut. "Tetapi kok, sikap saya ini malah dipermasalahkan Pak Wapres," herannya.

Setelah mengalah, lanjut Hidayat, dia mengatakan silakan saja karena ini adalah hak eksekutif, tugasnya hanyalah mengingatkan saja. "Saya katakan terserah saja, yang terjadi nanti silakan tanggung akibatnya," ujarnya.

Terbukti PN Jakarta Pusat, Senin 21 mengabulkan gugatan citizen lawsuit yang dilakukan siswa korban ujian nasional. Dalam pelaksanaan ujian nasional PN Jakarta Pusat memutuskan negara telah lalai dalam memenuhi hak asasi manusia dan lalai melindungi anak-anak

"Kalau sudah begini yang terjadi jangan salahkan saya, saya sudah wanti-wanti. Untuk kemudian hari, ini jelas harus dicermati, ini menjadi penting untuk pembelajaran kita semua," pungkas Hidayat