Demikian diungkapkan Rano Karno di sela acara Musyawarah Cabang PKB di Jakarta Barat, Sabtu (31/3) sore. "Saya kaget waktu beliau mempersilakan saya untuk memilih sendiri Cagub yang akan mendampingi saya. Sungguh saya kurang mengerti cara berfikir Gus Dur yang penuh kejutan. Lho, saya ini kan cuma dicalonkan jadi wakil saja, mosok justru saya yang menentukan?" tanya Rano seolah pada diri sendiri.
Tapi tampaknya apa yang diucapkan Gus Dur bakal terbukti setelah Koalisi Jakarta memutuskan memilih Cawagub pendamping Fauzi lewat jajak pendapat. Kalau itu yang dilakukan, maka sudah bisa dipastikan, Rano lah yang paling pantas mendampingi Fauzi. Begitu kata Direktur Eksekutif Lingkar Survei Indonesia, Denny JA, Jum’at (30/3).
"Sulit mengubah persepsi atau opini responden dalam waktu pendek. Sulit bagi responden memalingkan wajah dari Rano setelah hasil sejumlah jajak pendapat sebulan terakhir ini selalu menempatkan Rano di peringkat teratas," jelas Denny. Ia menduga, jajak pendapat yang sedang dibuat LSI, LP3S, dan UI, bakal kembali memilih Rano untuk pendamping Fauzi.
Tetapi belum tentu PKB atau Gus Dur lantas setuju "menyerahkan" Rano buat disandingkan dengan Fauzi. Gus Dur atau PKB masih melirik Agum karena hasil sejumlah jajak pendapat menunjukkan, Agum bisa mengungguli Fauzi, dan Cagub Partai Keadilan Sejahtera, Adang Daradjatun. Bahkan dalam jajak pendapat, pasangan Agum-Rano mencapai titk optimal dibandingkan ketika Rano dipasangkan Fauzi.
Kenyataan jajak pendapat inipun tidak lantas membuat PKB atau Gus Dur serta merta memasangkan Agum yang diusung oleh Partai Amanat Nasional dengan Rano, karena seperti kata Gus Dur, "Terserah Rano".
Rano balik menjawab, "Terserah Gus Dur. Beliau kan orang tua, sudah lebih banyak makan asam garam dan terbukti piawai dalam berpolitik".
Kompas
PKS Story
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar