Rabu, 04 April 2007

Shada Hassoun, Ikon Pemersatu Irak

Beberapa menit menjelang tengah malam, bunyi tembakan dan teriakan merobek keheningan malam di Baghdad dan kota-kota lain di Irak. Bedanya, kali ini bukan darah dan air mata kesedihan yang mengiringi, melainkan kegembiraan dan air mata bahagia.

Malam itu, Jumat (30/3), salah satu stasiun televisi Lebanon, LBC, menayangkan acara final Star Academy, sebuah kontes tarik suara --atau populer disebut kontes idol-- ala Timur Tengah yang diimpor dari Prancis. Malam itu hanya empat peserta yang tersisa, dari Tunisia, Mesir, Lebanon, dan Irak. Tak heran jika rakyat Irak dengan harap-harap cemas menunggunya.

Ketika pembawa acara mengumumkan Shada Hassoun meraih dukungan pemirsa terbanyak, Irak pun larut dalam kesenangan. Ketika Shada berlutut dan membalut dirinya dengan bendera Irak di pentas, rakyat Irak pun saling berpelukan. Untuk sesaat mereka melupakan aksi kekerasan dan pertumpahan darah, dan tidak memandang apakah mereka Suni atau Syiah.

Empat bulan lebih rakyat Irak mengikuti perjalanan Shada. Di mata mereka, ia adalah oase yang menyejukkan setelah empat tahun penjajahan Amerika Serikat dan hari-hari yang penuh dengan ledakan bom, desingan mortar, dan bau amis darah. Bagi mereka, Hassoun adalah pemersatu Irak, sesuatu yang gagal dilakukan AS dan politisi Irak.

''Kami memilih Shada tanpa memandang apakah ia Suni atau Syiah. Kami memilihnya karena ia orang Irak,'' kata Hicham Mahmoud Alaazami, seperti dikutip situs Al-Arabiya.

Media massa pun dengan rajin memberitakan Shada. Sementara sejumlah pendukungnya membuat situs untuk menggalang dukungan. Salah satu pesan dalam situs itu berbunyi, 'Kami membutuhkan donasi untuk membeli nomor HP agar kita bisa mengirim SMS untuk mendukung Shada. Tetapi, sebelumnya, bisakah Anda mengajari kami cara yang benar untuk mendukung Shada lewat SMS?'

Namun, menjelang malam final, pemadaman listrik melanda Baghdad dan sejumlah kota. Akibatnya, tak banyak warga yang bisa menyaksikan idola mereka lewat televisi. Di Irbil, sebuah kota yang relatif tenang di Irak utara, sebuah televisi ditatap ratusan pasang mata. Situasi yang sama juga terjadi Baghdad dan kota-kota lainnya, yang terus dipanggang aksi kekerasan.

Hasil akhir menunjukkan Shada mendapat dukungan tujuh juta pemirsa, angka yang tidak pernah dituai oleh politikus Irak mana pun. Semuanya melalui SMS. Sebagian bunyi SMS itu: 'Suni dan Syiah akan bersatu demi kemenanganmu', atau 'Anda adalah seseorang yang menyatukan Irak, dari utara hingga selatan, dari sungai Tigris hingga Efrat'. Ada pula yang berbunyi, 'Insya Allah, Shada akan menjadi bintang dan membawa kegembiraan pada rakyat Irak yang kehilangan harapan.'

Salah satu pengirim SMS, Salma, mengatakan dirinya memilih Shada karena ia akan membawa kebahagiaan bagi rakyat Irak dibanding pertemuan puncak negara-negara Arab di Riyadh (Arab Saudi) yang digelar sehari sebelumnya. Sementara Zein, warga lainnya, melalui SMS-nya meminta semua warga Irak, baik di Irak maupun yang tersebar di negara tetangga, memilih Shada. Ia menyebut ikon pemersatu Irak itu sebagai anak perempuan dari dua sungai yang menciptakan Irak.

Shada-mania memang dengan cepat menyebar ke seluruh Irak. Seorang dokter di rumah sakit Yarmouk mengaku menghabiskan banyak pulsa untuk mendukung Shada. ''Penghasilan saya 400 dolar AS dan saya telah menghabiskan 300 dolar AS untuk memilihnya. Sekarang saya bingung bagaimana bisa hidup hingga akhir bulan dengan sisa gaji saya,'' katanya.

Warga Irak agaknya tak peduli bahwa Shada, lajang berusia 26 tahun, tak pernah menginjakkan kaki di bumi Irak. Shada, yang lahir dari pasangan Maroko-Irak, tinggal dengan nyaman di Maroko. Yang mengesankan rakyat Irak adalah kecintaan Shada pada Irak, dan juga fakta bahwa kewarganegaraan Irak Shada berdasarkan garis ayah. Shada sendiri mengidentifikasikan dirinya sebagai orang Irak. Saat diwawancara stasiun televisi Irak, Al-Sharqiya, Shada hanya berkata terima kasih Baghdad, terima kasih Irak.

Sejauh ini tidak jelas apakah Shada berlatar belakang Suni atau Syiah. Seorang warga Baghdad dengan nada ringan mengatakan, Shada mungkin harus menyewa pengawal pribadi jika identitasnya terungkap dan ingin mengunjungi kampung leluhurnya di Irak, Begitulah RepublikaBlogger Indonesia PKS Success Story

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hubungi Kami:

Kantor : Gedung twink Lt 3, Jl Kapten Tendean no. 82, Mampang Prapatan Jakarta Selatan
Telp: 021-73888872/021-70692409

Email : cheriatna@gmail.com




Entri Populer

Info Haji

Biro Travel Haji Plus dan Umroh Prima Saidah