Hal itu dilakukan PKS apabila muncul nama Sarwono Kusumaatmadja atau Agum Gumelar sebagai kandidat Gubernur DKI. Sehingga PKS dengan Adang Daradjatunnya bisa memimpin Jakarta.
“Saya memperkirakan ada bahaya laten dari pemilih PDIP dan PD pada pilkada DKI Jakarta. Suara PDIP akan tersedot ke Sarwono dan PD akan ke Agum, sehingga suara PDIP dan PD akan pecah,” demikian dikatakan Qodari kepada Situs Berita Rakyat Merdeka di Kantor Kepresidenan usai menghadiri acara “Peluncuran Kerangka Dasar Visi Indonesia 2030”.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi jangan sampai hal itu terjadi, PDIP dan PD dan partai lain yang mengusung Foke harus bekerja keras dan meyakinkan massanya untuk tidak terpengaruh dengan militansi PKS.
“Sekarang ini tinggal mempertahankan posisi, harus bergerak secara intensif, jangan sampai 16 partai itu pecah suara,” saran Qodari.
Selain itu, tambah Qodari, dari Foke sendiri harus lebih rajin untuk turun ke bawah dan juga melakukan pendekatan yang lebih sering kepada partai-partai yang mendukungnya. “Bila itu dilakukan, Foke bisa mimpin Jakarta,” sebutnya.
Sampai sekarang ini, IndoBarometer masih meyakini, kalau Foke masih unggul dibanding Adang. Ia menyebutkan, selain didukung oleh partai-partai besar, Foke mempunyai pengalaman dan kemampuan kerja dalam birokrasi.
Rakyat Merdeka
PKS Story
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar