Tampilkan postingan dengan label Golput. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Golput. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 13 Desember 2008

Dukung Fatwa Haram Golput

PKS Partai Keadilan Sejahtera Menuju Pemilu 2009

Bawaslu Dukung Fatwa Haram Golput
Shohib Masykur - detikNews
Jakarta - Usulan fatwa haram golput dari Hidyat Nur Wahid memperoleh dukungan dari lembaga penyelenggara pemilu. Bawaslu mengaku menanggapi positif usulan tersebut.

"Usaha ini merupakan suatu upaya menyukseskan pemilu yang siapa tahu berhasil," ujar anggota Bawaslu Wirdyaningsih saat dihubungi detikcom, Sabtu (13/12/2008).

Selaku pengawas pemilu, Wirdya mengaku Bawaslu akan mendukung setiap upaya guna menyukseskan pemilu. Wirdya menilai usulan fatwa tersebut merupakan kepedulian dari kaum agamawan yang berharap pemilu berjalan sukses. Hal itu semakin penting mengingat saat ini masyarakat cenderung apatis terhadap pemilu.

Wirdya juga menyadari bahwa selama ini fatwa yang dikeluarkan lembaga seperti MUI kurang efektif. Hal ini karena MUI merupakan lembaga independen yang tidak berwenang mengenakan sanksi bagi mereka yang melanggar fatwanya.

Meski demikian, lanjut Wirdya, upaya semacam itu tetap patut diapresiasi. "Siapa tahu bisa efektif," ucapnya dengan harap.

Kamis, 12 April 2007

Jumlah Golput pada Pilkada DKI Diprediksi Meningkat

JAKARTA PUSAT (SINDO) - Warga Jakarta diprediksi banyak yang tidak akan menyalurkan hak suaranya alias golput. ''Ada kecenderungan warga memilih golput karena tidak ada cagub dan cawagub yang ideal. Persentase golput pada Maret sebanyak 10%, sedangkan pada April meningkat menjadi 26%,'' ujar Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kebijaksanaan Pembangunan Strategis (Puskaptis) Husin Yazid, kemarin.

Dia mengatakan, dari survei yang dilakukan Puskaptis, ada peningkatan golput mencapai 160% jika dibandingkan dengan hasil survei pada Maret. Melonjaknya angka golput ini disebabkan pilihan bakal cagub terbatas, yakni Fauzi Bowo dan Adang Daradjatun. ''Mereka sebelumnya memilih Agum Gumelar atau Sarwono Kusumaatmadja pada Maret, tapi pada April mereka kemudian memilih golput,'' ucapnya.

Bahkan, dia memperkirakan angka golput masih terus meningkat hingga menjelang pelaksanaan pilkada. Survei ini juga menyatakan bahwa Fauzi Bowo merupakan gubernur favorit pilihan masyarakat. Disusul Agum Gumelar, lalu Adang Daradjatun dan Sarwono Kusumaatmadja. ''Survei ini menunjukkan sebagian besar masyarakat ingin pasangan calon gubernur dengan kombinasi sipil dan militer.''

Dia menambahkan, survei Puskaptis dengan responden sebanyak 2.640 orang ini menginginkan Slamet Kirbiantoro sebagai pendamping Fauzi Bowo. Agum Gumelar diduetkan dengan Jeffry Geovani. Sementara Sarwono Kusumaatmadja dipasangkan dengan Rano Karno

Blogger Indonesia PKS Success Story

Kamis, 22 Maret 2007

Kalau Mau Golput Jangan Ngajak-ngajak

Wacana golput dalam pemilihan gubernur Jakarta tahun ini yang digulirkan sejumlah politisi merupakan upaya pembodohan masyarakat. Dengan golput orang diajak untuk tidak memiliki harapan.

Demikian dinyatakan Presidium Aliansi Pemuda Jakarta Untuk Pilkada Damai, Suhatman, di Jakarta kemarin. “Kalau partai-partai itu mencalonkan figur yang berbeda dari yang diharapkan, bukan lantas memprovokasi masyarakat untuk memboikot pilkada. Golput itu sama saja dengan memboikot,” tegas Sekretaris Gema Budhis itu.

Lebih lanjut, Suhatman mengemukakan, para politisi dan pengamat mestinya memberikan pendidikan politik kepada masyarakat bagaimana menghargai dan menghormati orang atau institusi yang berbeda keyakinan.

“Berikan kesempatan kepada mereka yang dipercaya partai untuk membuktikan janji dalam kampanye. Sebaliknya, politisi dan pengamat meyakinkan masyarakat bahwa siapapun yang terpilih tetap dikontrol,” jelas Suhatman.

Ia juga mengingatkan politisi dan pengamat yang tidak suka terhadap salah satu calon jangan lantas berteriak-teriak di media dan mengajak orang golput. “Sampaikan kabar-kabar yang menyejukkan, bukan memanas-manasi situasi. Itu namanya tidak dewasa dalam berdemokrasi,” imbuhnya.

Hal senada diutarakan Direktur Lembaga Penelitian dan Pemantau Pembangunan Daerah (LP3D) Rico Sinaga. Menurutnya, para pengamat atau politisi jangan memprovokasi rakyat hanya karena cagub yang didukungnya gagal.

“Kalau mereka mau perubahan, gunakanlah hak pilih. Kalau golput, berarti tak ingin ada perubahan,” tandasnya

Rakyatmerdeka

PKS StoryWirausaha Indonesia




Golput ? 'Enggak Lah !'

Berharap Pada Balongub Alternatif
Tetap Milih, Meski Tak Ada Pilihan
- redaksi berpolitik

(berpolitik.com): Ditengarai banyak warga Jakarta yang bakal mutung tak nyoblos pada pilkada Agustus mendatang. Pasalnya, dua bakal calon gubernur yang sudah ada dinilai sama-sama tak menariknya.

Meski begitu, beberapa kalangan pegiat politik di Jakarta yang dihubungi berpolitik.com mengaku akan tetap memilih. pengamat politik Sukardi Rinakit, umpamanya, menegaskan dirinya tak ada golput."Kalau tak memilih, saya ndak punya hak untuk protes jika pemenangnya nggak becus mengelola Jakarta,"kata Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate ini.

Dengan alasan yang berbeda, Wimar Witoelar dalam berbagai kesempatan menyatakan tetap akan menyoblos pada pilkada nanti. "Kalau nantinya calon yang ada adalah kandidat yang buruk dengan yang buruk juga, kita harus memilih yang paling sedikit buruknya," ujar pengasuh acara Perspektif Baru yang disiarkan melalui jaringan radio itu.

Dari kubu kandidat yang sudah tersingkir, beberapa pentolannya masih bersikeras untuk tetap memilih dan bahkan menyokong salah satu kandidat. Pertimbangannya mirip dengan yang disampaikan Wimar dan Sukardi. "Efek kerusakan harus diminimalisir" dan "mengajak orang bergolput bukan pilihan yang baik bagi demokrasi" merupakan dua alasan yang kerap didengungkan.

Di tengah-tengah kefrustasian politik seperti ini, kehadiran calon alternatif dipandang sebagai jalan keluar yang baik. Apalagi, bila dicermati, potensi untuk menangnya justru terbuka lebar. Ini akan jadi kanal bagi mereka yang tak puas, baik kepada Adang ataupun Fauzi.

Pertanyaannya, siapa sebenarnya yang bisa digaet oleh kandidat alternatif?

Pertama, sebut saja pemilih "gusuran". Yaitu, mereka yang semula menjadi pendukung dan pengagum sejumlah kandidat yang sudah tersungkur ditahapan penjaringan di parpol. Jumlahnya barangkali tak banyak, tapi bisa dikategorikan "militan'. Mereka tak menyoalkan apakah dirinya bakal direkrut menjadi anggota tim kampanye atau tidak. Juga tak mempersoalkan jika tak disokong dana. Mereka akan bekerja dengan cara dan duitnya sendiri.

Kedua, sebut saja pemilih "kritis". Pemilih ini sedikit berhimpitan yang pertama. Bedanya, barangkali lebih pada kadar militansinya. Mereka tak memiliki preferensi pilihan sebelumnya atau kebingungan untuk menetapkan pilihan antara menyokong Sarwono atau Faisal. Mereka kebanyakan berasal dari kalangan pegiat ornop, aktivis sosial dan sebagian kecil lagi para akademisi.

Ketiga, sebut saja pemilih "korban". Pemilih ini merupakan mereka yang selama lima tahun ini terakhir ini kerap jadi korban kebijakan pembangunan di Jakarta.

Keempat, sebut saja pemilih "protes". Mereka adalah simpatisan parpol yang merasa tak nyaman dengan pilihan parpolnya sendiri. Dari kubu PKS, mereka adalah pemilih PKS yang memilih partai ini karena citranya sebagai partai yang bersih dan peduli. Dari kubu koalisi kebangsaan, pemilih kategori ini terutama tersebar di PDIP dan PD.

Satu-satunya koalisi alternatif yang masih mungkin terbentuk adalah jika PAN dan PKB bersedia saling mengalah. kombinasi yang paling menjanjikan, setidaknya menurut berbagai polling, adalah jika koalisi ini mengusung pasangan Agum-Rano.

Tapi jangan cepat berharap ada kandidat ketiga. Sikap PAN yang masih membuka diri untuk bergabung dengan Adang pasti menjadi catatan yang harus digarisbawahi PKB. Apalagi, PAN masih belum menemukan formulasi untuk "menyingkirkan" Jeffrie Geovanie. Pasalnya, menyingkirkan mantan calon gubernur Sumbar ini dikhawatirkan bakal menambah 'daftar dosa' partai ini di Muhammadiyah yang disebut-sebut sebagai pihak yang menitipkan Jeffrie.

Menilik situasi ini, PAN diperkirakan bakal menjadi ajang pertarungan antara Fauzi dan Adang. Di satu sisi, Pilihan terbaik bagi Fauzi adalah mendorong PAN merapat ke Adang Daradjatun. Sebaliknya,di sisi lain, Adang pasti akan mendorong PAN membentuk koalisi alternatif. Perhitungannya, suara yang bakal disedot pasangan alternatif ini diyakini lebih besar menggrogoti suaranya Fauzi ketimbang dirinya.
PKS StoryWirausaha Indonesia




Hubungi Kami:

Kantor : Gedung twink Lt 3, Jl Kapten Tendean no. 82, Mampang Prapatan Jakarta Selatan
Telp: 021-73888872/021-70692409

Email : cheriatna@gmail.com




Entri Populer

Info Haji

Biro Travel Haji Plus dan Umroh Prima Saidah